
Tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi dan Pangan Nasional (HGN) di Indonesia. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang dan konsumsi pangan bergizi demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Pada tahun 2025, peringatan Hari Gizi dan Pangan menjadi semakin relevan, mengingat berbagai tantangan global dan nasional seperti meningkatnya angka obesitas, malnutrisi, dan penyakit tidak menular akibat pola makan tidak sehat. Melalui tema “Gizi Seimbang untuk Generasi Unggul”, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendorong masyarakat untuk menerapkan pola makan sehat sejak dini demi menciptakan generasi masa depan yang unggul, sehat, dan produktif.
Hari Gizi dan Pangan Nasional pertama kali diperingati pada tahun 1960 sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masalah gizi masyarakat, terutama setelah Indonesia merdeka. Saat itu, berbagai kasus gizi buruk dan kekurangan pangan masih menjadi isu besar.
Seiring waktu, fokus peringatan HGN berkembang, tidak hanya soal kelaparan atau kekurangan gizi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan nutrisi dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang. Kini, Hari Gizi dan Pangan tidak hanya sekadar kampanye, tapi juga menjadi gerakan nasional untuk membangun budaya hidup sehat melalui pola konsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Tema ini mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih sadar terhadap pentingnya keseimbangan gizi dalam makanan sehari-hari. Gizi seimbang tidak hanya penting untuk pertumbuhan anak-anak, tetapi juga berperan besar dalam menjaga daya tahan tubuh, mendukung produktivitas kerja, dan mencegah berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga jantung.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Tujuannya untuk menjaga kesehatan, pertumbuhan, dan fungsi tubuh secara optimal. Berikut manfaat utama gizi seimbang:
Asupan gizi yang seimbang akan memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari dan menjaga metabolisme tubuh tetap optimal.
Gizi yang baik penting untuk pertumbuhan otak dan fisik anak-anak. Kekurangan gizi pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan stunting atau hambatan perkembangan.
Zat gizi seperti protein dan vitamin C sangat penting untuk regenerasi sel dan jaringan yang rusak, serta mempercepat penyembuhan luka.
Nutrisi yang cukup dan beragam dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.
Meskipun informasi dan akses terhadap makanan kini semakin luas, namun justru muncul tantangan baru dalam dunia gizi:
Gaya hidup serba cepat, terutama di perkotaan, membuat banyak orang lebih memilih makanan cepat saji yang tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, tetapi rendah serat dan nutrisi.
Tidak semua masyarakat memahami pentingnya membaca label nutrisi atau mengenali porsi makan yang sehat, terutama anak muda dan keluarga urban.
Kini Indonesia menghadapi fenomena “malnutrisi ganda”, yaitu saat dalam satu keluarga terdapat anggota yang mengalami kekurangan gizi (stunting, kurus) dan kelebihan gizi (obesitas).
Kementerian Kesehatan RI terus menggencarkan program-program yang mendukung perbaikan gizi nasional, seperti:
Edukasi Gizi Seimbang di sekolah, posyandu, dan puskesmas.
Program Pangan Bergizi di Sekolah, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak prasekolah dan sekolah dasar.
Kampanye Isi Piringku, yang menggantikan konsep 4 Sehat 5 Sempurna dengan prinsip gizi seimbang.
Peningkatan konsumsi pangan lokal seperti ikan, tempe, sayur, dan buah yang murah, mudah, dan bergizi.
Berikut adalah langkah praktis yang bisa diterapkan oleh masyarakat sehari-hari untuk menjaga keseimbangan gizi:
Pastikan makanan yang dikonsumsi setiap hari mencakup berbagai kelompok makanan seperti:
Karbohidrat kompleks: nasi merah, kentang, jagung
Protein: ikan, telur, tempe, tahu, daging tanpa lemak
Sayur dan buah: pilih beragam warna untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
Hindari konsumsi makanan yang tinggi lemak trans, gula tambahan, dan garam berlebih, seperti gorengan, minuman bersoda, dan makanan ringan dalam kemasan.
Pangan lokal Indonesia kaya akan nilai gizi dan seringkali lebih terjangkau. Misalnya, ikan laut, sayuran lokal seperti daun kelor, serta buah musiman seperti pepaya dan pisang.
Manfaatkan berbagai media seperti artikel kesehatan, konten media sosial edukatif, webinar, atau program dari Dinas Kesehatan setempat untuk terus menambah pengetahuan tentang pola makan sehat.
Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk pola makan anak. Oleh karena itu:
Orang tua harus menjadi contoh dengan menyajikan dan mengonsumsi makanan sehat.
Anak-anak diajak mengenal pentingnya sarapan sehat, minum air putih cukup, dan menghindari camilan tidak sehat.
Waktu makan bisa dijadikan momen edukatif untuk mengajarkan nilai gizi.
Momentum Hari Gizi dan Pangan Nasional 2025 mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam gerakan gizi seimbang. Baik sebagai individu, orang tua, pendidik, pelaku usaha makanan, maupun pemangku kebijakan—semua punya tanggung jawab dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan tangguh.
Peringatan Hari Gizi dan Pangan Nasional 2025 mengingatkan kita bahwa gizi bukan hanya urusan dapur, tapi menyangkut masa depan bangsa. Gizi seimbang adalah pondasi utama untuk generasi unggul—generasi yang sehat, cerdas, produktif, dan tangguh menghadapi tantangan global.
Selamat Hari Gizi dan Pangan Nasional 2025!